Sejarah

Alinea tak sekadar rumah bagi para penulis untuk saling bersinergi, tetapi juga berperan menciptakan ekosistem dunia kepenulisan yang lebih sehat dan bermatabat. Bahkan lebih jauh, lewat profesi penulis, dapat mengambil peran membangun masyarakat Indonesia yang lebih baik.

Sebuah langkah dimulai pada tahun 2016, saat Satupena (Persatuan Penulis Indonesia) berdiri setelah melalui serangkaian diskusi dan pertemuan di Jakarta dan Jawa Tengah, mencatatkan babak baru dalam perkumpulan penulis di Indonesia. Difasilitasi BEKRAF yakni oleh Deputi Hubungan Antar Wilayah dan Lembaga, untuk memberi pengakuan yang layak bagi penulis dalam ekonomi kreatif, Satupena lahir karena penulis tidak memiliki wadah asosiasi khusus. Sejak awal, penulis Hikmat Darmawan, Imelda Akmal, dan Mardiyah Chamim dipercayakan untuk membentuk fondasi organisasi ini.

Nama “Satupena” sendiri diusulkan dan dicetuskan oleh Candra Malik, salah satu anggota pendiri, yang mencerminkan semangat persatuan penulis Indonesia. Sedangkan logo resmi Satupena dirancang oleh Evelyn Ghozali, untuk memberikan identitas visual yang unik bagi organisasi ini.

Pada tahun tersebut, bertepatan dengan gelaran event Borobudur Writers and Cultural Festival 2016, Satupena meresmikan diri melalui deklarasi kesepakatan. Di bawah bimbingan tokoh terkemuka, 40 lebih penulis dari berbagai genre dan wilayah berkomitmen untuk memperluas jaringan penulis dan menggelar Kongres Perdana Satupena pada 26-27 April 2017 di Solo. Pada kongres tersebut, Sdr. Nasir Tamara terpilih sebagai Ketua Umum Satupena.

Namun, perjalanan Satupena tidak selalu mulus. Tepatnya pada April 2021, upaya kongres kedua Satupena mengalami kendala yang signifikan. Kesulitan terkait dana dan pergantian personal dalam kepanitiaan menghadirkan hambatan besar. Masalah struktural dan ketidakjelasan terminologi dalam AD (Anggaran Dasar) juga menjadi tantangan.

Sebagai sebuah organisasi, Satupena menghadapi dinamika serius ketika pertanyaan mengenai terminologi dan struktur organisasi mencuat, khususnya seputar rencana Kongres II Satupena. Pada saat yang sama, ketidakjelasan terkait keuangan dan perbedaan interpretasi mengenai Anggaran Dasar (AD) menyulut ketegangan internal.

Berikut kornologis problem yang terjadi itu diuraikan:

Kebingungan dan Ketegangan Internal

Maret – April 2021 Pembicaraan intensif dimulai mengenai pelaksanaan Kongres II Satupena yang rencananya akan diadakan pada Agustus 2021. Namun, ketidakjelasan mengenai terminologi “kongres” dan keuangan organisasi menjadi perdebatan utama.

Mei 2021 Posting di grup WhatsApp oleh Ketua Umum (Ketum) Satupena tentang penggalangan dana untuk Kongres II, dengan target dana sebesar Rp 300 juta. Meskipun terdapat daftar sumbangan, belum ada laporan transparan mengenai penggunaan dana tersebut.

27 Mei 2021 Ketum menerbitkan Surat Keputusan (SK) Kepanitiaan Kongres, menunjuk Sdr. Mikke Susanto sebagai Ketua Panitia Kongres.

Juni -Juli 2021 Perdebatan intensif mengenai terminologi “kongres” dan kejelasan AD Satupena berlanjut. Panitia mulai bekerja, dan berbagai diskusi dan acara penghangat menuju Kongres II Satupena diadakan.

Konflik dan Penolakan

26 Juni dan 3 Juli 2021 Rapat Steering Committee (SC) Panitia Kongres dipimpin oleh Ketum. Namun, beberapa anggota SC tidak diajak dalam rapat ini. Susunan SC yang diumumkan oleh Ketum mencakup nama-nama baru yang tidak tercantum dalam SK Kepanitiaan.

9 Juli 2021 Ketum mengumumkan bahwa Kongres yang direncanakan pada 15-16 Agustus ditunda hingga Januari 2022 dan akan diubah menjadi musyawarah dan pembenahan organisasi.

Perkembangan Penting: Ketidaksetujuan dan Tuntutan RLBA

16 Juli 2021 Pertemuan SC-OC Kongres diadakan, dengan fokus pada penjelasan keuangan. Namun, banyak hal terkait keuangan yang tidak dapat dijelaskan oleh Ketum, termasuk penarikan tunai dalam jumlah besar.

Setelah pertemuan yang memicu pemecatan Sekretaris Umum (Sekum) Panitia Kongres, sekelompok anggota menginisiasi tuntutan untuk Rapat Luar Biasa Anggota (RLBA). Dukungan untuk RLBA terus meningkat, mencapai lebih dari 25% dari anggota yang memenuhi syarat, dengan 107 orang mendukung RLBA dari total 270 anggota yang terverifikasi.

28 Juli 2021 Penolakan RLBA dan Keputusan Kelompok Peduli Satupena

Badan Pengurus, yang dipimpin oleh Sdr. Ketum, merespons surat dari Kelompok Peduli Satupena dengan menolak tuntutan Rapat Luar Biasa Anggota (RLBA). Menghadapi penolakan ini dan dalam upaya mengakhiri ketidakpastian yang berlarut-larut, Kelompok Peduli Satupena memutuskan untuk mempercepat pelaksanaan RLBA pada tanggal 1 dan 8 Agustus 2021.

Rasionalisasi RLBA: Alasan dan Justifikasi

Dalam menyikapi pertanyaan mengenai keperluan RLBA, kelompok tersebut memberikan sejumlah alasan kuat. Pertama-tama, terdapat perbedaan signifikan antara Anggaran Dasar (AD) versi Kongres Solo dan AD yang disahkan oleh notaris. Perbedaan ini dianggap sebagai distorsi yang perlu diperbaiki bersama untuk memulihkan integritas organisasi.

Selama empat tahun terakhir, tidak ada Rapat Anggota Tahunan yang diadakan, menciptakan kebuntuan dan disfungsi dalam organisasi. Selain itu, keanggotaan Satupena secara tidak langsung terhenti di dalam grup WhatsApp (WAG), mengakibatkan peluang besar yang terlewatkan untuk membangun komunitas penulis yang kokoh dan berfungsi.

Kepercayaan dan fungsi organisasi juga dipertanyakan, terutama terkait dengan ketidakjelasan keuangan dan gejala-gejala disfungsi yang semakin jelas. Oleh karena itu, RLBA dianggap sebagai kebutuhan yang wajar untuk menyegarkan organisasi, membawa perubahan yang diperlukan, serta membuka jalan untuk pembenahan dan langkah-langkah ke depan yang lebih baik.

Penting untuk dicatat bahwa RLBA bukanlah tindakan kudeta, melainkan pelaksanaan amanat AD yang memberikan kekuasaan tertinggi kepada anggota. Masa kepengurusan sebelumnya, yaitu dari tahun 2017 hingga 2021, telah berakhir, dan secara legal, AD memberi ruang bagi penyelenggaraan RLBA dengan persyaratan dukungan dari 25% peserta, yang telah terpenuhi dengan adanya dukungan dari 107 anggota.

RLBA: Transformasi dan Pembentukan Alinea

1 & 8 Agustus 2021 RLBA diadakan dengan partisipasi yang signifikan dari lebih dari 116 anggota yang aktif hadir. Dalam RLBA ini, perubahan AD disahkan dan kepemimpinan kolegial terbentuk. Lima ketua presidium yang dipilih adalah Geger Riyanto, Imelda Akmal, Mardiyah Chamim, Putu Fajar Arcana, dan S. Margana.

Berakhirnya Satupena dan Kelahiran Alinea: Sebagai hasil RLBA, Satupena resmi berakhir dan Perkumpulan Penulis Indonesia Alinea lahir sebagai wadah baru yang inklusif dan demokratis bagi para penulis Indonesia.

Momen-momen ini mencerminkan ketegangan dan keberanian yang dialami oleh para penulis Indonesia dalam memperjuangkan visi untuk memiliki wadah yang transparan, inklusif, dan mendukung.

Tepat di masa-masa itu, terbitlah angin pembaruan pada tanggal 22 Januari. Transformasi Satupena menjadi Perkumpulan Penulis Indonesia Alinea pun puncaknya. Dalam sebuah pertemuan secara daring dan diikuti oleh mayoritas anggota yang sejak awal perjuangan, ingin melahirkan ruang perkumpulan yang baru.  Acara tersebut dilaksanakan berbarengan dengan agenda “Refleksi dari Satupena Menuju Alinea”, yang dihelat khusus menyambut tahun baru 2022.

Nama “Alinea” dipilih sebagai simbol semangat penulis untuk terus melahirkan ide-ide segar dan menggambarkan keberlanjutan dalam ekspresi kreatifnya. Dalam atmosfer yang penuh semangat,  penulis bersatu untuk merawat dan memupuk semangat yang telah dibangun sejak Rapat Luar Biasa Anggota (RLBA) pada Agustus 2021. 

Transformasi dari Satupena menjadi Perkumpulan Penulis Indonesia Alinea bukan sekadar pergantian nama. Ini adalah tindakan revolusioner yang melambangkan semangat dan tekad para penulis Indonesia untuk terus berkontribusi pada peradaban, melahirkan alinea-alinea baru yang memperkaya khazanah karya di tanah air. 

Dengan optimisme, Alinea tak sekadar rumah bagi para penulis untuk saling bersinergi, tetapi juga berperan menciptakan ekosistem dunia kepenulisan yang lebih sehat dan bermatabat. Bahkan lebih jauh, lewat profesi penulis, dapat mengambil peran membangun masyarakat Indonesia yang lebih baik.

Refleksi dari Satupena

Menuju Alinea